Si Tokoh Abu-abu
So, before I continue my post about my last travel I'd like to share my random talks about movie.
Ya, gue adalah salah satu pecinta dunia film. Setiap film punya 'nyawa' dan pesannya masing-masing.
Kemaren, gue baru selesai nonton drama korea The K2. Sepertinya saat ini memang gue ada di fase bosen dengan cerita teenlit dan drama percintaan yang begitu-begitu aja. Gue lebih tertarik sama sesuatu yang lebih complicated dan penuh rahasia. Haha :D
Drama The K2 ini bercerita tentang seorang mantan pasukan tentara elit korea yang terpaksa hidup 'bersembunyi' karena kejahatan yang (dituduhnya sih) dia yang melakukan. Kejahatan apa? Membunuh warga negara sipil. Hingga di satu titik dia harus kerjasama dengan salah satu perempuan yang punya kuasa di Korea (padahal dia udah janji sama dirinya kalau dia gakmau tunduk sama perintah siapapun lagi) dan bisa ngelakuin apa aja untuk dapetin yang dia mau. Mantan pasukan elit ini diberi kode K2. Ya, dengan drama percintaan pastinya.
Tapi, bukan mengenai percintaan si tokoh utama yang buat gue tertarik, justru karakter si Ibu Galak Penguasa itu yang bikin gue tertarik. Beliau ini rela minta orang untuk bunuh diri supaya orang itu sadar betapa pentingnya posisi si Ibu. Beliau bisa berpura-pura jadi istri yng paling baik di depan media untuk suaminya yang mau jadi calon presiden, sekalipun dia tau suaminya ini selalu selingkuh sama perempuan-perempuan lain. Dia rela berpura-pura di depan media supaya dia bisa lebih berkuasa lagi ketika jadi istri presiden.
Tapi, Ibu ini selalu melihat K2 dengan tatapan sayang sekalipun berkali-kali K2 membantah dan ngelakuin apapun suka-suka dia tanpa si Ibu tau. Semua kejahatan si Ibu ini pada akhirnya diceritakan sebagai 'self defense' dia yang tanpa sadar dibangun sejak dulu waktu ayahnya meninggal. Ada alasan kuat kenapa seseorang bisa sangat jahat dan keji. Biasanya, hal itu dimulai dari kejadian sederhana di masa lalu. Kejadian yang tidak bisa dilupakan, tetapi tidak bisa diceritakan.
Ini yang gue sebut sebagai karakter abu-abu. Kita tidak bisa bilang dia baik atau jahat hingga akhirnya kita bisa melihat keseluruhan cerita juga dari sudut pandang si tokoh. Karakter seseorang di dunia nyata juga ada yang seperti itu. Beberapa orang yang kita anggap jahat tidak pernah sepenuhnya jahat. Tergantung dari sisi mana kita mau mengenalnya.
Sepertinya gue mulai menyukai karakter abu-abu dari setiap film. Contohnya di film Pirates of the Carribean. Menurut gue, gue gak bisa bilang siapa karakter baik dan siapa karakter jahat di semua sekuel film nya. Bahkan gue baru sadar ketika gue nonton film terakhir Pirates of The Carribean: Salazar's Revenge atau Dead Men Tell No Tales. Captain Barbossa itu baik? Atau jahat? Captain Salazar? Baik? Atau dia Jahat? Jack? Si tokoh utama ini baik? Atau jahat? I can not tell neither.
Termasuk sepanjang perjalanan novel dan film Harry Potter. Gue baru bisa bilang Prof. Snape adalah pahlawan setelah sekuel itu tamat. Snape. Si tokoh abu-abu dalam perjalanan cerita fantasi itu yang bikin gue sadar untuk belajar memahami orang lebih baik lagi.
Menurut gue, kita diizinkan aware sama orang-orang tertentu, boleh juga memilih untuk take a step away, tapi itu bukan berarti dia baik atau dia jahat. Kalau masalah suka atau tidak suka, cocok atau tidak cocok, itu pilihan kok.
Well, let's learn something new and become a better person!
Ya, gue adalah salah satu pecinta dunia film. Setiap film punya 'nyawa' dan pesannya masing-masing.
Kemaren, gue baru selesai nonton drama korea The K2. Sepertinya saat ini memang gue ada di fase bosen dengan cerita teenlit dan drama percintaan yang begitu-begitu aja. Gue lebih tertarik sama sesuatu yang lebih complicated dan penuh rahasia. Haha :D
Drama The K2 ini bercerita tentang seorang mantan pasukan tentara elit korea yang terpaksa hidup 'bersembunyi' karena kejahatan yang (
Tapi, bukan mengenai percintaan si tokoh utama yang buat gue tertarik, justru karakter si Ibu Galak Penguasa itu yang bikin gue tertarik. Beliau ini rela minta orang untuk bunuh diri supaya orang itu sadar betapa pentingnya posisi si Ibu. Beliau bisa berpura-pura jadi istri yng paling baik di depan media untuk suaminya yang mau jadi calon presiden, sekalipun dia tau suaminya ini selalu selingkuh sama perempuan-perempuan lain. Dia rela berpura-pura di depan media supaya dia bisa lebih berkuasa lagi ketika jadi istri presiden.
Tapi, Ibu ini selalu melihat K2 dengan tatapan sayang sekalipun berkali-kali K2 membantah dan ngelakuin apapun suka-suka dia tanpa si Ibu tau. Semua kejahatan si Ibu ini pada akhirnya diceritakan sebagai 'self defense' dia yang tanpa sadar dibangun sejak dulu waktu ayahnya meninggal. Ada alasan kuat kenapa seseorang bisa sangat jahat dan keji. Biasanya, hal itu dimulai dari kejadian sederhana di masa lalu. Kejadian yang tidak bisa dilupakan, tetapi tidak bisa diceritakan.
Ini yang gue sebut sebagai karakter abu-abu. Kita tidak bisa bilang dia baik atau jahat hingga akhirnya kita bisa melihat keseluruhan cerita juga dari sudut pandang si tokoh. Karakter seseorang di dunia nyata juga ada yang seperti itu. Beberapa orang yang kita anggap jahat tidak pernah sepenuhnya jahat. Tergantung dari sisi mana kita mau mengenalnya.
Sepertinya gue mulai menyukai karakter abu-abu dari setiap film. Contohnya di film Pirates of the Carribean. Menurut gue, gue gak bisa bilang siapa karakter baik dan siapa karakter jahat di semua sekuel film nya. Bahkan gue baru sadar ketika gue nonton film terakhir Pirates of The Carribean: Salazar's Revenge atau Dead Men Tell No Tales. Captain Barbossa itu baik? Atau jahat? Captain Salazar? Baik? Atau dia Jahat? Jack? Si tokoh utama ini baik? Atau jahat? I can not tell neither.
Termasuk sepanjang perjalanan novel dan film Harry Potter. Gue baru bisa bilang Prof. Snape adalah pahlawan setelah sekuel itu tamat. Snape. Si tokoh abu-abu dalam perjalanan cerita fantasi itu yang bikin gue sadar untuk belajar memahami orang lebih baik lagi.
Menurut gue, kita diizinkan aware sama orang-orang tertentu, boleh juga memilih untuk take a step away, tapi itu bukan berarti dia baik atau dia jahat. Kalau masalah suka atau tidak suka, cocok atau tidak cocok, itu pilihan kok.
Well, let's learn something new and become a better person!
Komentar
Posting Komentar