And yes! Saya Percaya
It's been a long time since my last post......
So what happened between that time? So many things!
Banyak hal baru yang terjadi. Contohnya, jadi senior di semester 3 dengan mata kuliah baru yang baca judulnya aja udah bikin berpikir keras *no offense*
Ketemu di kelas yang udah tambah nyampur dan, kenalan lagi deeeh.. Having bunch of friends makes me happy actually. Kenapa? Karena akan ada hal-hal baru untuk dipelajari. Sama seperti berkunjung ke tempat-tempat baru.
And here is the story begin......
Beberapa waktu yang lalu, temen gue ada yang ulang tahun dan nraktir makan2.. Setelah beberapa candaan, tenyata gue baru tahu kalau dia belum dikasih kado sama pacarnya until that night. Tadinya, gue pikir yaa.. mungkin karena belum ketemu aja, jadi kadonya belum ada. I don't take it seriously at the first time.. Beberapa hari berlalu, sang sahabat dari temen gue itu cerita ke gue kalau ternyata setelah beberapa lama pacaran emang si cowo belum pernah kasih hadiah. Kagetlah gue. Tapi, si cewe tetap bertahan walaupun kadang masih sering kepikiran dan berharap dapet kado. Gue pikir, kenapa si cewe bisa bertahan kalau dia ngerasa ada yang gak beres? Si cewe orang yang sensitif, dan dia memilih untuk mempertahankan hubungannya.
Gue secara pribadi, gak begitu kenal sama si cewe, apalagi untuk kenal si cowo? Jadi, gue memilih untuk berpikir bahwa, ada alasan tersendiri kenapa si cowo kurang loyal. Well, itu adalah istilah yang disebut Ressa. Tapi, gue salut untuk si cewe yang tetap bertahan sama keyakinan dia untuk pacarnya.
Ada lagi temen gue yang cerita kalau dia dulu sempet pacaran 5 tahun dari smp dan putus pas mau kuliah, si mantan jadian sama sahabat temen gue ini. Dia bilang itu mungkin karena dia terlalu percaya sama mantannya itu waktu mereka pacaran, selama 5 tahun itu mereka sempet putus nyambung. Dan gue bilang, gue juga percaya sama Ressa.. Dan dia ngingetin gue untuk jangan deh terlalu percaya sama cowo.
But, I trust Ressa. Setelah sekian banyak hal yang udah kita lewatin selama 4 tahun ini.. Bahkan, suatu pencapaian menurut gue, karena selama 4 tahun kita belum pernah bilang putus! Kita gak putus nyambung. Gue gak terlalu mempermasalahkan soal gak bisa smsan di weekdays, atau bahkan ketika kita sama sekali gak ada komunikasi dan gak ketemu. Ketika Ressa gue ceritain soal pendapat temen gue soal percaya2an, dengan santai dia bilang, 'iya, seharusnya lo jangan terlalu percaya. Kenapa ya Ressa gak sms2 pas weekdays? Kenapa susah ya kalau ketemu?' dan gue jawab 'mau gimana lagi atulah.. Emang situ lagi pendidikan kan?' dan Ressa jawab 'haha pegang hape aja gue enggak, gimana mau ngehubungin lo?' dan gue bilang, 'mama aja gak panik kalau gak dihubungin sama lo' dan jawaban Ressa.... 'gue kan gak mungkin nyelingkuhin nyokap -,-' haha.
Ya, gue percaya sama Ressa.. Mungkin memang, ada beberapa rintangan yang sama2 lagi kita jalanin sekarang ini. Lagipula, mungkin ini juga cara Allah buat menguatkan kita. Dia berusaha sebaik dan sekeras mungkin untuk masa depannya, dan dia minta gue untuk bersabar dalam beberapa hal. I'll do it. Gue juga berusaha sebaik mungkin untuk masa depan gue. Cukup membahagiakan dengan mengetahui dia bersedia meluangkan sedikt dari waktunya yang mepet untuk ketemu gue. Dia yang ngajarin gue untuk tetap bersikap tenang dan berpikir positif ketika ada hal yang menghalagi pandangan gue tentang sesuatu. Curiga dan menduga2 cuma akan bikin hidup jadi rumit.
Gua sama Ressa juga gak tau akan seperti apa persisnya ke depannya, putus bisa terjadi kapan aja menurut Ressa. I agree with that. Mungkin, bisa dibilang, ini lah proses pendewasaan yang sama2 kita laluin. Bagaimanapun, keluarga tetap ada di prioritas teratas di hidup kita.
Gue selalu berterima kasih sama Allah atas kehadiran Ressa di hidup gue, kita sama2 berusaha jadi pribadi yang lebih baik dan lebih baik lagi. Bukan menghindari masalah, tetapi menyikapinya dengan lebih baik. Setiap hal, memiliki alasan untuk terjadi.
And yes! Saya percaya dia.
So what happened between that time? So many things!
Banyak hal baru yang terjadi. Contohnya, jadi senior di semester 3 dengan mata kuliah baru yang baca judulnya aja udah bikin berpikir keras *no offense*
Ketemu di kelas yang udah tambah nyampur dan, kenalan lagi deeeh.. Having bunch of friends makes me happy actually. Kenapa? Karena akan ada hal-hal baru untuk dipelajari. Sama seperti berkunjung ke tempat-tempat baru.
And here is the story begin......
Beberapa waktu yang lalu, temen gue ada yang ulang tahun dan nraktir makan2.. Setelah beberapa candaan, tenyata gue baru tahu kalau dia belum dikasih kado sama pacarnya until that night. Tadinya, gue pikir yaa.. mungkin karena belum ketemu aja, jadi kadonya belum ada. I don't take it seriously at the first time.. Beberapa hari berlalu, sang sahabat dari temen gue itu cerita ke gue kalau ternyata setelah beberapa lama pacaran emang si cowo belum pernah kasih hadiah. Kagetlah gue. Tapi, si cewe tetap bertahan walaupun kadang masih sering kepikiran dan berharap dapet kado. Gue pikir, kenapa si cewe bisa bertahan kalau dia ngerasa ada yang gak beres? Si cewe orang yang sensitif, dan dia memilih untuk mempertahankan hubungannya.
Gue secara pribadi, gak begitu kenal sama si cewe, apalagi untuk kenal si cowo? Jadi, gue memilih untuk berpikir bahwa, ada alasan tersendiri kenapa si cowo kurang loyal. Well, itu adalah istilah yang disebut Ressa. Tapi, gue salut untuk si cewe yang tetap bertahan sama keyakinan dia untuk pacarnya.
Ada lagi temen gue yang cerita kalau dia dulu sempet pacaran 5 tahun dari smp dan putus pas mau kuliah, si mantan jadian sama sahabat temen gue ini. Dia bilang itu mungkin karena dia terlalu percaya sama mantannya itu waktu mereka pacaran, selama 5 tahun itu mereka sempet putus nyambung. Dan gue bilang, gue juga percaya sama Ressa.. Dan dia ngingetin gue untuk jangan deh terlalu percaya sama cowo.
But, I trust Ressa. Setelah sekian banyak hal yang udah kita lewatin selama 4 tahun ini.. Bahkan, suatu pencapaian menurut gue, karena selama 4 tahun kita belum pernah bilang putus! Kita gak putus nyambung. Gue gak terlalu mempermasalahkan soal gak bisa smsan di weekdays, atau bahkan ketika kita sama sekali gak ada komunikasi dan gak ketemu. Ketika Ressa gue ceritain soal pendapat temen gue soal percaya2an, dengan santai dia bilang, 'iya, seharusnya lo jangan terlalu percaya. Kenapa ya Ressa gak sms2 pas weekdays? Kenapa susah ya kalau ketemu?' dan gue jawab 'mau gimana lagi atulah.. Emang situ lagi pendidikan kan?' dan Ressa jawab 'haha pegang hape aja gue enggak, gimana mau ngehubungin lo?' dan gue bilang, 'mama aja gak panik kalau gak dihubungin sama lo' dan jawaban Ressa.... 'gue kan gak mungkin nyelingkuhin nyokap -,-' haha.
Ya, gue percaya sama Ressa.. Mungkin memang, ada beberapa rintangan yang sama2 lagi kita jalanin sekarang ini. Lagipula, mungkin ini juga cara Allah buat menguatkan kita. Dia berusaha sebaik dan sekeras mungkin untuk masa depannya, dan dia minta gue untuk bersabar dalam beberapa hal. I'll do it. Gue juga berusaha sebaik mungkin untuk masa depan gue. Cukup membahagiakan dengan mengetahui dia bersedia meluangkan sedikt dari waktunya yang mepet untuk ketemu gue. Dia yang ngajarin gue untuk tetap bersikap tenang dan berpikir positif ketika ada hal yang menghalagi pandangan gue tentang sesuatu. Curiga dan menduga2 cuma akan bikin hidup jadi rumit.
Gua sama Ressa juga gak tau akan seperti apa persisnya ke depannya, putus bisa terjadi kapan aja menurut Ressa. I agree with that. Mungkin, bisa dibilang, ini lah proses pendewasaan yang sama2 kita laluin. Bagaimanapun, keluarga tetap ada di prioritas teratas di hidup kita.
Gue selalu berterima kasih sama Allah atas kehadiran Ressa di hidup gue, kita sama2 berusaha jadi pribadi yang lebih baik dan lebih baik lagi. Bukan menghindari masalah, tetapi menyikapinya dengan lebih baik. Setiap hal, memiliki alasan untuk terjadi.
And yes! Saya percaya dia.
Komentar
Posting Komentar