Chapter yang Pasti Dilewati
Gak pernah mudah untuk menjalani apapun ketika pikiran kita lagi suntuk dan males. Terutama kalau kita lagi merasa sedih banget. Kadang, yang dilupakan oleh kita adalah itu hanya perasaan, belum tentu kenyataannya seburuk itu. Sebagai cewe, gue gak bisa bohong bahwa ketika sedih rasanya dunia itu bergerak menjauhi gue. Ya, bergerak menjauh dan merasa dicuekin. Tapi, apa bener kalau kejadiannya memang ky gitu?
Well, honestly it wasn't like it was. Gue pernah merasa dilupakan, dan gak diajak. Ya.. ky sendiri aja.. Trus, suatu hari ada seorang temen gue yang terlihat sendiri dan gak gabung ke temen2 dia yang lain.
Ketika pembagian kelompok..
dia : 'lo udah dapet kelompok sa?'
gue : 'udah.. lo?'
dia : 'gak tau nih, gue belom'
gue : 'lah, elo gak sama ****a sama ***a?'
dia : 'enggak, gak tau mereka sama siapa?'
gue : 'ha? kenapa? biasanya bareng terus kalian..'
dia : 'enggak, gue pengen sama yang lain juga, jadi gak sama mereka terus, kynya mereka juga udah dapet kelompok'
gue : 'lah, kelas kan pas kalau dibagi kelompok, kalau lo gak dapet gimana? gak merasa agak gimanaaaa gitu?'
dia : 'ya, tinggal bilang aja ke semua siapa yang kurang kelompoknya, gak masalah kan?'
gue : 'gak merasa ky dilupain? kan biasanya udah sama yang lain'
dia : 'enggak, biasa aja.. gue gak pernah ngerasa gitu'
gue : *jleb!*
Temen gue ini bukan orang yang mature, tapi cenderung terlihat manja. Tapi? Dia bisa berfikir sesimpel itu untuk gak memperdulikan hal2 yang ky gitu. Gue langsung merasa ky mendapat teguran dari Allah. Buat apa gue berpikir negatif tentang hidup gue? Berpikir positif dan melakukan hal yang positif aja lah.. Toh, semua hal kan emang udah ada chapter tertentunya di buku hidup gue ini. Dimana di setiap akhir bab akan ada additional value.
Kita cenderung akan sulit menerima saran akan suatu hal dari orang lain ketika kita merasa terlalu senang, sedih, ataupun marah. Mungkin, hal paling mudah adalah bertanya sama diri sendiri, apa yang kita pilih untuk kita lakukan itu baik untuk diri kita sendiri? Kalau tidak, letakkan ego sama pikiran negatif kita, senyum dan lakukan apa yang bisa buat kita bahagia. Jalani tiap bagian dari hidup tanpa memaksa untuk tau apa yang akan terjadi di akhir chapter-nya. In the end of it, we're going to know what are those things really mean.
Komentar
Posting Komentar