Strong Enough? InsyaAllah.
Kalau ada yang bertanya apa rasanya, well, sulit untuk diungkapkan. Kalau yang gue ucapin ke senna adalah 'permen nano nano'. Dan ada yang bilang "lo kuat banget sa" yang ada di benak gue adalah "really?" setelah itu adalah "alhamdulillah, amin kalau gitu". Tapi, benar kah gue sekuat itu? Ntah lah, ada perasaan menolak merasa kuat di diri gue. Tapi, memang begini... Gue merasa kurang atau bahkan engggak pantas untuk nangis di depan umum. Kenapa? Karena menurut gue yang tau pasti apa yang kami rasakan cuma diri kami dan Allah. Ya. Dan yang lain? Kalau pun merasa mengerti, pasti gak se-memahami kami.
Gue cuma bisa berpasrah diri sama Allah. Keputusan ini gue yakin sudah dipikirkan baik2 sampai ke setiap detail. Ya, gak ada yang bisa mastiin gimana langkah kami selanjutnya. Apa yang akan terjadi di depan nanti. Sampai pada titik ini, hanya cerita dan ber'dialog' sama Allah aja yang bikin gue bisa lebih tenang melalui ini semua. Kalau mau dibilang klise atau apapun itu, terserah. Gue merasa bisa melalui ini semua karena gue yakin akan hal2 baik yang pasti akan terjadi. Allah mastiin itu, asal kita sabar dan selalu berprasangka baik sama Allah.
Mungkin, gue gak sekuat yang terlihat di depan umum. Mungkin. Karena gue paling rapuh kalau sudah berdo'a dan memohon kekuatan. Kita manusia kan hanya bisa merencanakan, Allah yang pada akhirnya akan memberikan kepada kita apa yang sebenarnya paling tepat untuk kita. Karena itu, cuma sama Allah gue benar2 tidak menyembunyikan apapun. (Disembunyiin gimanapun gak akan mungkin bisa lah, sa).
Saat ini, detik ini, gue hanya mencoba berpikir untuk fokus pada hal yang positif. Gue percaya kalau kita fokus pada hal yang positif, maka hal yang positif juga dateng ke kita. Dan, kalau ada hal yang kita inginkan, (langkahnya adalah niat, pintunya adalah berusaha) kuncinya hanya berdo'a dan menyerahkan sama Allah, apapun!
Kalau ditanya, "perasaan lo sa?" I will always love Ressa, insyaAllah (in a right way of course).
Nano-nano lah :))
BalasHapus