Kenapa?
Pulang dari nonton film Raditya Dika, yap! Cinta Brontosaurus (ini trailernya). Heem, gue emang bukan tipikal orang yang punya selera humor yang sama dengan dia, atau gue yang lagi kurang mood untuk tertawa terbahak2 dengan lepas. Tadinya, gue bingung mau ikut nonton atau enggak. Gue tipe yang berpikir 'ngapain nonton di bioskop? Nanti juga ada di TV'. Tapi, anehnya, itu hanya terlintas ketika gue memang bukan peminat banget untuk film atau cerita-nya.
Akhirnya, gue mikir, 'well, kenapa enggak? Hitung2 biar membangkitkan film tanah air kan?' Jadi, gue ikut nonton. Dan mungkin, karena gue bukan seorang peminat banget, gue hanya menikmati saja. Ini no offense yah :p Trus, film-nya bagus? Gak usah ditanya.. Udah jelas kan Raditya Dika termasuk penulis tersohor di Indonesia? Dan, gaya humor dia juga masuk banget buat kalangan anak muda (haha bahasa gue). Bagus kok film-nya.. Sangat sederhana idenya. Benar2 melihat sisi humor dari semua kejadian yang biasa dialami sama orang2 di sekeliling kita.
Semua hal punya sisi positif buat dibicarakan ataupun dipelajari. Like, seriously! Mungkin, (mungkin loh) gak semua orang bisa mengaplikasikan statement itu. Then, why? Kenapa setiap kalimat lebih mudah diucapkan daripada dilakukan? Karena, cara berpikir orang itu beda2. Walaupun, sama2 perempuan tau sama2 laki2. Mungkin, banyak banget kata2 bijak yang udah pernah kita denger. Tapi, pada pengaplikasi-annya suka gak sama. Mungkin, itu yang bikin seorang Raditya Dika sukses. Dari seorang blogger, jadi penulis dan bahkan aktor. Dia punya pandangan hidup sendiri tentang sesuatu, dan dari semua hal, dia akan cari sisi humornya.
Gue juga bukan orang yang mudah mengaplikasikan statement "lihat sisi positif dari semua hal". Tapi, ada suatu keadaan yang bikin gue sadar dengan maksud dari statement itu. (Ini pendapat gue ya. Cara gue mengartikannya.)
...
...
...
...
Gue itu, kalau digigit nyamuk berasa gatel banget dan langsung ngebekas dan bekasnya gak ilang. -_- Kata mama, darah gue darah manis :o dulu, pas kecil gue percaya aja.. Tapi, sampe sekarng, gue belum tau alasan pasti kenapa gue ky gitu. Suka sebel kalau liat bekas2 itu. Dan gue mikir 'kenapa sih Allah harus nyiptain nyamuk? Toh, cuma menghisap darah manusia dan selesai' Ada yang jawab, 'buat jadi makanan cicak tuh' Well, apa cicak itu cuma makan nyamuk? Dan gue mikir lagi, apa gunanya cicak di kehidupan kita? Selain buat makanin nyamuk2 nakal itu? Kalau gak ada nyamuk, kan gak harus ada cicak. Karena, menurut gue juga, cicak itu reptil yang menggelikan! Hhhiiiy~
Pertanyaan2 itu, gak kejawab sampe gue kelas 12. Gue inget banget tentang saat itu. Gue lagi pelajaran Agama. Guru gue, namanya Pak Hendar. He is one of the best teacher that I've ever had. For sure. Beliau cerita tentang pertemuan dia dengan salah satu temannya. Pas lagi ngobrol, Pak Hendar entah kenapa ngeluh soal nyamuk. Sama ky gue, kenapa nyamuk itu harus ada dan gigit2 manusia? Dengan santai temennya jawab, 'Dari setiap gigitan nyamuk ke kita, kita harus bersyukur, karena ia diperintahkan Allah buat bantu kita menghapus dosa2 kita.' Gue diem. Dan berpikir dengan cepat banget. Pak Hendar lanjut cerita, 'Jadi, semakin banyak digigit nyamuk, semakin banyak dia bantu kita ngapus dosa2 tanpa kita sadar'. Ntah hal itu benar atau enggak, yang jelas sekarang, setiap gue liat bekas gigitan nyamuk di badan gue, gue langsung bersyukur.. Walaupun, semuanya gak sebanding sama dosa2 gue, at least dia bantu meringankan itu kan? :p
Gak ada yang sia2 diciptakan di dunia ini. Even, it was just a mosquito! It proves that everything happen for a reason. Allah lebih tau tentang semua hal daripada kita. Kita cuma tinggal milih mau ngeliat itu dari sisi baik dan positif serta bersyukur, atau justru dari sisi buruk dan negatif trus ngeluh dan ngeluh terus2an? Toh, hidup jadi lebih simple kalau kita gak ngeluh terus kan? Nikmatin aja.. Dan pasti berusaha sebaik mungkin dalam ngejalaninnya. Nyamuk aja punya sisi baik kok, haha.
Akhirnya, gue mikir, 'well, kenapa enggak? Hitung2 biar membangkitkan film tanah air kan?' Jadi, gue ikut nonton. Dan mungkin, karena gue bukan seorang peminat banget, gue hanya menikmati saja. Ini no offense yah :p Trus, film-nya bagus? Gak usah ditanya.. Udah jelas kan Raditya Dika termasuk penulis tersohor di Indonesia? Dan, gaya humor dia juga masuk banget buat kalangan anak muda (haha bahasa gue). Bagus kok film-nya.. Sangat sederhana idenya. Benar2 melihat sisi humor dari semua kejadian yang biasa dialami sama orang2 di sekeliling kita.
Semua hal punya sisi positif buat dibicarakan ataupun dipelajari. Like, seriously! Mungkin, (mungkin loh) gak semua orang bisa mengaplikasikan statement itu. Then, why? Kenapa setiap kalimat lebih mudah diucapkan daripada dilakukan? Karena, cara berpikir orang itu beda2. Walaupun, sama2 perempuan tau sama2 laki2. Mungkin, banyak banget kata2 bijak yang udah pernah kita denger. Tapi, pada pengaplikasi-annya suka gak sama. Mungkin, itu yang bikin seorang Raditya Dika sukses. Dari seorang blogger, jadi penulis dan bahkan aktor. Dia punya pandangan hidup sendiri tentang sesuatu, dan dari semua hal, dia akan cari sisi humornya.
Gue juga bukan orang yang mudah mengaplikasikan statement "lihat sisi positif dari semua hal". Tapi, ada suatu keadaan yang bikin gue sadar dengan maksud dari statement itu. (Ini pendapat gue ya. Cara gue mengartikannya.)
...
...
...
...
Gue itu, kalau digigit nyamuk berasa gatel banget dan langsung ngebekas dan bekasnya gak ilang. -_- Kata mama, darah gue darah manis :o dulu, pas kecil gue percaya aja.. Tapi, sampe sekarng, gue belum tau alasan pasti kenapa gue ky gitu. Suka sebel kalau liat bekas2 itu. Dan gue mikir 'kenapa sih Allah harus nyiptain nyamuk? Toh, cuma menghisap darah manusia dan selesai' Ada yang jawab, 'buat jadi makanan cicak tuh' Well, apa cicak itu cuma makan nyamuk? Dan gue mikir lagi, apa gunanya cicak di kehidupan kita? Selain buat makanin nyamuk2 nakal itu? Kalau gak ada nyamuk, kan gak harus ada cicak. Karena, menurut gue juga, cicak itu reptil yang menggelikan! Hhhiiiy~
Pertanyaan2 itu, gak kejawab sampe gue kelas 12. Gue inget banget tentang saat itu. Gue lagi pelajaran Agama. Guru gue, namanya Pak Hendar. He is one of the best teacher that I've ever had. For sure. Beliau cerita tentang pertemuan dia dengan salah satu temannya. Pas lagi ngobrol, Pak Hendar entah kenapa ngeluh soal nyamuk. Sama ky gue, kenapa nyamuk itu harus ada dan gigit2 manusia? Dengan santai temennya jawab, 'Dari setiap gigitan nyamuk ke kita, kita harus bersyukur, karena ia diperintahkan Allah buat bantu kita menghapus dosa2 kita.' Gue diem. Dan berpikir dengan cepat banget. Pak Hendar lanjut cerita, 'Jadi, semakin banyak digigit nyamuk, semakin banyak dia bantu kita ngapus dosa2 tanpa kita sadar'. Ntah hal itu benar atau enggak, yang jelas sekarang, setiap gue liat bekas gigitan nyamuk di badan gue, gue langsung bersyukur.. Walaupun, semuanya gak sebanding sama dosa2 gue, at least dia bantu meringankan itu kan? :p
Gak ada yang sia2 diciptakan di dunia ini. Even, it was just a mosquito! It proves that everything happen for a reason. Allah lebih tau tentang semua hal daripada kita. Kita cuma tinggal milih mau ngeliat itu dari sisi baik dan positif serta bersyukur, atau justru dari sisi buruk dan negatif trus ngeluh dan ngeluh terus2an? Toh, hidup jadi lebih simple kalau kita gak ngeluh terus kan? Nikmatin aja.. Dan pasti berusaha sebaik mungkin dalam ngejalaninnya. Nyamuk aja punya sisi baik kok, haha.
Komentar
Posting Komentar