The Beauty of WAITING

Bismillahirahmanirahim

It has been so long time since the last post I shared.

Already 2019. More than 5 years since I made this blog.

Postingan kali ini terkait dengan postingan Self-Healing sebelumnya. Di postingan sebelumnya, aku menyebutkan tentang belajar ikhlas. Bagaimana sebaiknya learn to let go of something completely and fully.

Kali ini, postingan ini terkait dengan menikmati proses. And so, this is how the story begin...... 

Beberapa waktu yang lalu, aku membuat suatu keputusan yang cukup signifikan di diri aku. Keputusan ini melibatkan orang lain, dan mungkin akan mempengaruhi keputusan dan hidup orang lain juga. Aku menyampaikan keputusan itu dalam keadaan sadar dan dengan sejelas mungkin. Dan, saat itu aku merasa aku akan bisa melalui keputusan itu dengan mudah. Aku merasa sangat percaya diri bahwa semua akan berjalan lebih baik sesuai dengan versi aku. 

Setelah itu, aku sadar bahwa beberapa hal justru berjalan tidak sesuai dengan ekspektasi aku sebelumnya. Semakin lama, justru aku semakin tidak berani untuk menanyakan apapun. Rasanya, aku tidak bisa lebih jauh lagi dari apa yang sudah aku pilih. Ketika aku merasa ada yang tidak beres, aku cenderung untuk selalu berbicara dengan diri aku sendiri. Mencari waktu untuk melakukan me-time, self-reflection, or else. Berkali-kali aku akan bilang bahwa ini adalah apa yang aku pilih dan apapun yang terjadi, aku harus hadapi. Sebenarnya, dari awal ketika aku memutuskan hal ini, aku sadar bahwa surely, something can be off. Tapi, aku dari awal sudah meyakinkan diri untuk menghadapi apapun. Dan, ketika something really feel off, I repeat again to myself that sentence. 

And then I realize, Allah wants me to come back to Him once again. Every pray that I did maybe not purely because I want to be with Him, but only because I want something from Him. Tidak ada yang salah dengan meminta dari Allah, itu justru suatu kewajiban. Meminta hanya kepada Allah. Dan ya, berharap hanya kepada-Nya. Tapi, mungkin selama ini, apa yang aku minta bukan karena Allah, tapi hanya keinginan duniawi saja. Aku mungkin terlalu memaksakan hal-hal untuk terjadi agar sesuai dengan keinginan aku. Aku memaksakan doa-doa Aku kepada Allah. Aku merasa Aku bersalah, dan Allah menegur aku melalui hal yang Aku inginkan. 
Kali ini aku mengulang lagi pelajaran dari menunggu dan membangun kembali kepercayaan dan keyakinan yang penuh dengan segala sesuatu yang Allah tentukan untuk aku alami. Aku akan kembali bersabar dan menikmati apa yang sedang terjadi saat ini. Aku akan kembali menata diri jadi lebih baik. Berdoa dengan lebih tenang, lebih rendah hati, lebih santai, dan menaruh lebih banyak kepercayaan kepada Allah.

Allah pemilik segala-Nya. Hati ini juga milik-Nya. Hati semua orang juga milik-Nya. Allah Maha Mengetahui. Allah Maha Bijaksana. Tapi, Allah juga Maha Pengasih, Maha Penyayang. Aku akan belajar untuk berdoa dengan adab yang lebih baik. 

Aku akan menikmati proses ini. Aku akan melangkah dengan lebih ringan lagi. Aku percaya Allah akan memberikan hadiah yang indah untuk kesabaran yang aku usahakan. 
Yakinlah, ada sesuatu yang menantimu setelah banyak kesabaran (yang kau jalani), yang akan membuatmu terpana hingga kau lupa betapa pedihnya rasa sakit. -Ali bin Abi Thalib-      

I learn not to rush thing. Only Allah knows what the best for ourselves. I learn to enjoy the beauty of WAITING.

Komentar

  1. ini mengenai pernikahan yaa ?! :D
    welcome back
    blog adalah tempat yang indah untuk menuangkan isi kepala

    keep alive, keep write

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jakarta Pusat - Cikarang naik MOTOR!!

The Diary of Dajjal

Get to Know Me Closer (Novel Part-2)