Postingan

BACALAH, ♡

Gambar
Bismillahirahmanirahim, It has been almost 1 month being #stayathome, #dirumahaja untuk rata-rata masyarakat Indonesia. Aku sendiri minggu lalu sempet datang ke kantor karena ada yang perlu dikerjakan di kantor. Hanya untuk beberapa hari.  Awal bulan April, aku bener-bener cari cara untuk bisa lebih produktif lagi. Aku sempet diskusi tentang wabah covid-19 ini sama Tiwi (salah satu sahabat aku). Kemudian, aku sadar kalau wabah yg mengancam kestabilan populasi manusia ini pernah dibahas sedikit di buku Inferno karya Dan Brown. Bedanya, di buku itu wabah dibuat untuk mengontrol populasi manusia. Dan, hanya petinggi dari WHO yang tau kalau wabah itu dibuat secara sengaja dan si pembuatnya mau nyebarin diam-diam. Pokoknya, yang suka sama cerita-cerita fiksi ilmiah, buku ini bagus banget sih.. Well, after all, aku emang recommend semua buku-buku karya Dan Brown, terutama Robert Langdon series  😃 . Setelah itu aku sadar, sudah lama sekali aku tidak menghabiskan waktu dengan mem

UJIAN GLOBAL - MUSUH YANG SAMA

Gambar
Bismillahirahmanirahim . Beberapa waktu belakangan ini secara global, dunia lagi mengalami fase yang berat. Ada wabah virus yang heboh banget. Coronavirus atau lebih spesifik lagi COVID-19 (Coronavirus Disease 2019). Awalnya, virus ini ada di Wuhan, China. Setelah itu, virus itu menyebar ke negara yang lain. Kenapa jadi heboh? Karena dalam jangka waktu singkat, banyak banget yang udah terpapar virus ini dan beberapa meninggal. Gejala yang dirasa sama pasien adalah gejala yang umum dirasakan kalau kita mau flu. Tapi, kecepatan dari penyebaran virus ini menjadikan hal ini menakutkan. Ditambah lagi, belum ada vaksin untuk virus ini. Pertama, Wuhan, yang disebut sebagai daerah awal virus ini berasal memutuskan untuk “mengunci diri”, semua akses keluar dan masuk kota benar-benar dibatasi. Kota sepi banget. Lockdown . Istilah ini jadi trend baru akhir-akhir ini. Dengan melakukan lockdown di suatu daerah, maka benar-benar gak bisa ada yang keluar dari rumah atau tempat tinggalnya.

LEARNING EMPHATY

Bismillahirahmanirahim . Post ini aku buat setelah dengerin ulang kajian dari Ust. Hanan Attaki pagi ini. Tema kajiannya ‘EMPATI’. Gimana cara kita menanggapi perilaku orang lain ke kita dan perilaku kita ke orang lain. Umumnya, kita selalu merasa mau dingertiin sama orang. Kita mau orang lain empati sama keadan kita. Di kajian ini dibilang, sebaiknya kita selalu husnudzan sama apa yang orang lakukan ke kita, dan kita sebaiknya selalu empati sama apa yang orang lain alami. Tapi, cara empati dengan orang lain juga harus hati-hati. Jangan sampai niat kita ingin ber empati justru menjadi adu domba secara tidak langsung antara orang lain. Analogi yang diberikan tentang empati ketika beliau ceramah, baru aku sadari aku melihat contohnya secara langsung. Here is the story. I know someone, let’s we call ‘Ka’. Saat itu, Allah sedang menguji aku. Ka tau cerita versi aku. Kadang, kalau lagi ngobrol, Ka bilang “aku tau kok”. Dan dengan heran aku tanya dia tau darimana dan apa

SEMESTA BERCANDA

Gambar
Bismillahirahmanirahim. Dua ribu dua puluh baru aja 8 hari. Tepat seminggu yang lalu, awal tahun ini diawali dengan nikmat yang cukup menggemparkan dari Allah. 1 Januari 2020 Jakarta dan sekitarnya, termasuk Banten dan rumah aku di Cikarang banjir. Dari 31 Desember 2019 malam sampai pagi di tanggal 1 Januari 2020 hujan gak berhenti dan air naik terus sampe akhirnya banjir. Banjir kali ini, lebih parah dari tahun 2007 lalu. Dan, tahun ini, aku beneran cuma berdua sama mama di rumah karena adek malem tahun baru dan nginep di temennya. Well , awal 2020 benar-benar dibuka dengan semesta yang bercanda kepada aku. Di luar banjir yang aku alami pun, dini hari di tanggal 1 Januari 2020 semestaku sudah mulai bercanda dengan aku. Kenapa aku bilang semestaku bercanda? Ya, karena emosi aku sedang dimainkan. Akhir tahun 2019 aku dipersilahkan untuk mengalami happy moments yang cukup signifikan. Semesta membuka semua warna cerahnya pada aku. Membuat aku percaya bahwa segala hal dapat ak

BOREDOM In My Point of View

Bismillahirahmanirahim. It really takes more than 'niat' to write and post blog. Meskipun aku percaya kalau menulis bisa membantu melepaskan emosi, tapi memang dibutuhkan niat khusus untuk tetap secara konsisten melakukannya. Kali ini, aku mau sharing tentang kebosanan. Boredom . Secara pribadi, ketika mendengar atau membaca kata 'bosan' aku mendapatkan kesan negatif dan membuat tidak nyaman. Padahal, itu hanya sebuah kata, tapi makna nya membuat aku tidak menyukai kata itu. Aku cenderung menyangkal untuk menyatakan bahwa aku adalah tipe yang mudah merasakan kebosanan. Especially in a relationship . Aku akan cenderung mengatakan bahwa aku bukan tipe yang mudah bosan.  Padahal, banyak yang bilang kalau bosan itu adalah hal yang wajar dan setiap orang pasti pernah merasakannya. Bahkan, kadang, aku juga mengatakan hal yang sama ke orang lain, walaupun tetap dengan pikiran "kalau aku sih gak bosenan". Beberapa waktu yang lalu, seseorang bilang ke aku &quo

The Beauty of WAITING

Gambar
Bismillahirahmanirahim It has been so long time since the last post I shared. Already 2019. More than 5 years since I made this blog. Postingan kali ini terkait dengan postingan Self-Healing sebelumnya. Di postingan sebelumnya, aku menyebutkan tentang belajar ikhlas. Bagaimana sebaiknya learn to let go of something completely and fully. Kali ini, postingan ini terkait dengan menikmati proses. And so, this is how the story begin ......  Beberapa waktu yang lalu, aku membuat suatu keputusan yang cukup signifikan di diri aku. Keputusan ini melibatkan orang lain, dan mungkin akan mempengaruhi keputusan dan hidup orang lain juga.  Aku menyampaikan keputusan itu dalam keadaan sadar dan dengan sejelas mungkin. Dan, saat itu aku merasa aku akan bisa melalui keputusan itu dengan mudah. Aku merasa sangat percaya diri bahwa semua akan berjalan lebih baik sesuai dengan versi aku.  Setelah itu, aku sadar bahwa beberapa hal justru berjalan tidak sesuai dengan ekspektasi aku sebelumnya.

Self-Healing 😊

Bismillahirahmanirahim The concept that very person you find the hardest to forgive is the one YOU NEED TO LET GO OF THE MOST - by Louise L. Hay Minggu, 19 November 2017 kemarin gue dikirim foto dari salah satu buku self improvement dari temen gue ( or I can say one of my soul-healer ) Tessa Revananda . Judul bukunya You Can Heal Your Life dari Louise L. Hay. Kutipan di atas itu adalah bagian dari salah satu kalimat di buku itu yang menohok gue.  Ya, bukan hal yang mudah untuk memaafkan seseorang bahkan terkadang minta maaf lebih sulit lagi. Tapi ternyata memaafkan itu bukan cuma dari mulut aja, bukan cuma sekedar, 'iya, sudah dimaafkan'. Memaafkan yang sebenarnya itu bisa berarti ikhlas menerima apa yang sudah terjadi, tidak mempertanyakan apapun lagi.  Let go of the most . Lepaskan. Ikhlas. Tanpa terkecuali. Gue sendiri terkadang ( oke, masih sering ) berpikir, 'gue udah maafin, cuma gue mau tau kenapa, gue mau tau alasannya begitu'. Ternyata tanpa gue sadar